Oct 27, 2008

Fraud IT

Fraud IT yang bisa di jelaskan dengan kecurangan dalam teknologi informasi tapi tidak tergolong kriminal dan tidak dapat dituntut secara hukum. dalam contohnya Seorang konsultan merancang proyek yang secara teknis klien menjadi tergantung pada konsultan tersebut, atau Kehadiran bundel aplikasi yang baru pada sebuah vendor komputer yang bisa menyebabkan kematian system perangkat lunak lain. terdengarnya amat ironis yang mananya Fraud IT tapi kalau sudah terjun langsung ke dunia nyata banyak, tidak sedikit jumlah kantor IT yang mendekati cara Fraud IT, bukan karena jahat melainkan keinginan memjadi yang terbaik dari kompetitor-kompetitor yang ada dari mata masyarakat kita sekarang.

Seperti yang kita tau, bisnis itu banyak strteginya mulai dari hal yang kecil sampai yang besar. dalam dunia IT, yang namanya strategi pun juga dipakai, tapi bukan lebih kearah teknis melainkan kearah bisnis, 'bagai mana produk kita bisa laku' memang secara logis tidak mungkin kalau ada perusahaan yang puas jika incomenya hanya sedikit, padahal kalau di lihat dari kualitas produk tidak kalah baik, atau bahkan lebih baik.

Strategi atau planning yang baik bisa membuat ekonomi perusahaan membaik dan menambah income. salah satu cara yang bisa membuat produk tersebut laku jika bisa membiasakan masyarakat memakai produk tersebut. untuk bisa membiasakan hal tersebut di perlukan waktu yang tidak cukup pendek karena selain banyak produk kompetitor juga pada mulanya harus mempunyai dana yang cukup untuk promosi dengan harapan masyarakat bisa menikmati produk tersebut, dengan syarat produk tersebut harus mempunyai ciri-tersendiri, kualitas baik, dan mudah di gunakan.

Dalam hal tersebut ada beberapa perusahaan yang baik dalam strategikan produknya, salah satunya adalah salah satu perusahaan jaringan terbesar CISCO. cisco telah membuat sebuah academy untuk sertifikasi keahlian jaringan, terdengar sangat istimewa di telinga kita, tapi ini bisa menjadi masalah yang sangat serius, karena masyarakat akan mengangap cisco adalah router dan swicth, dan yang pasti ini sangat menguntunkan buat cisco sendiri, karena nama produk mereka akan melambung tinggi. dan setiap orang yang bau beli router akan memilih cisco secara alamai bagi yang pernah mengikuti academy cisco maupun yang belum pernah mengikuti, karena sudah terbiasa memakai cisco. hal tersebut munkin bisa di katakan sebagai Fraud IT karena terlihat memonopoli, tapi sebetulnya hanya menang di setrategi saja, dengan lawan-lawannya.



Paparan tentang Profesional IT

Menjalani profesi dibidang IT, banyak orang yang melakukannya. Tapi bagaimana menjadi seorang profesional IT sendiri, masih banyak yang belum menjalaninya.

IT adalah ladang kerja yang saat ini mulai dilirik oleh pencari kerja. Maraknya lembaga pelatihan dan pendidikan formal maupun non-formal yang mendidik dan menghasilkan lulusan di bidang IT, adalah salah satu contoh makin digemarinya lahan kerja yang satu ini. Meski boleh dibilang tidak murah namun banyak lulusan SMU/sederajat yang akhirnya memilih pendidikan lanjutan di bidang IT.

Hasilnya semakin banyak tenaga terampil dibidang IT yang siap kerja, namun sayangnya iklim yang tercipta di dunia IT menjadi tidak sehat. Hal ini dapat dilihat dari upah minimum yang diterima seorang pekerja IT rata-rata masih dibawah upah minimum regional. Menyedihkan jika serorang yang memiliki kemampuan dibidang IT hanya dipandang sebagai pekerja. Namun itulah kenyataannya, tak jarang para ahli di bidang IT hanya menjadi pekerja pelengkap di kantor instansi pemerintah dan swasta.

Mengapa? Hal ini disebabkan karena membajirnya tenaga ahli yang memiliki keterampilan dibidang IT (meski tak sepenuhnya terampil), dan caruk maruknya istilah standarisasi serta klasifikasi keahlian IT itu sendiri. Anggapan bahwa keahlian IT itu hanyalah keterampilan kerja dan buka keahlian profesi juga menjadi salah satu penyebab. Serta timbulnya persaingan tidak sehat diantara sesama pekerja IT, menyebabkan harga seorang profesional IT semakin rendah.

Padahal tahun demi tahun kebutuhan seluruh sektor pekerjaan akan bidang IT semakin meningkat, dan kini hampir seluruh sektor pekerjaan berkaitan dengan IT secara langsung maupun tidak langsung. Boleh dikatakan IT kini telah menjadi bagian terpenting dari sebuah institusi. Tapi lagi-lagi mengapa, upah minimum yang diterima seorang tenaga pelaksana IT masih sangat minimum jika dibandingkan dengan betapa pentingnya IT itu sendiri bagi sebuah institusi.

IT mempercepat segala jenis transaksi dan informasi, IT mempermudah dan mempersingkat waktu dalam pengerjaan suatu tugas, IT menghemat dan memberikan keuntungan tersendiri, IT mengotomatisasi semua pekerjaan dengan cermat dan cepat. Mungkin kata-kata otomatisasi tersebut yang membuat seolah-olah seorang tenaga kerja IT tidak melakukan apa-apa yang sulit. Toh, semua hal telah di otomatisasi, dan seorang tenaga kerja IT hanya mengoperasikannya saja tanpa melakukan apapun yang sulit.

Dari situlah akhirnya tercipta simbiose pemikiran yang semakin terpola. Bahwa IT itu adalah MURAH termasuk juga tenaga kerjanya. Ironis sekali jika membayangkan seorang tenaga kerja IT tak jarang harus bekerja siang dan malam melebihi jam kerja tenaga kerja bidang lain.

Mungkin inilah saatnya kita mulai berbenah dan mengklarifikasi bahwa keterampilan di bidang IT bukanlah keterampilan kerja biasa, melainkan sebuah keterampilah profesi. Dan pengklasifikasian serta diversifikasinya pun dapat menjadi lebih jelas… sebagaimana kita melihat, misalnya dibidang kesehatan terlihat jelas klasifikasi dokter, perawat, apoteker dst. Didalam bidang IT pun, seharusnya kita membedakan diri dengan jelas antara operator, administrator, teknisi, webmaster, programmer, dst.

Mengapa? hal ini sangat berkaitan erat dengan bagaimana kita dapat mengangkat NILAI seorang profesional IT, sebagai sebuah profesi keterampilan khusus. Ingat tidak semua orang bisa melakukan apa yang kita bisa lakukan sebagai seorang profesional IT. Dan ingat bahwa mereka (pengguna tenaga kerja IT) yang membutuhkan kita sebagai seorang profesional IT. Sudah saatnya para pekerja profesi dibidang IT pun dihargai selayaknya sebagai sebuah profesi khusus dan mendapatkan penghasilan yang sepantasnya.

LSP-telematika

Bagi saya LSP telematika sangat penting bagi mereka yang bergerak dibidang telematika karena LSP
telekomunikasi, multimedia dan informatika (telematika) bertujuan agar orang yang bergerak dibidang telematika untuk dapat memiliki sertifikat kompetensi dalam profesinya. Karena Pengembangan standar kompetensi kerja nasional dan sertifikasi profesi tenaga kerja sangat diperlukan, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta pertumbuhan kebutuhan akan tenaga profesional di bidang Telematika. Saya sebagai mahasiswa sistem informasi sangat tertarik dan ingin bergabung dengan LSP-telematika karena saya yakini dapat menunjang karir saya yang akan datang dengan mengetahui banyak hal tentang telematika yang saya dapat dari LSP telematika